Aku tak tahu pasti alasan aku memilihmu. Mungkin jika
ditanya kriteria lelaki idaman, banyak poin yang akan kusebutkan. Yang mungkin
beberapa di antaranya tak kau miliki.
Sekali lagi, aku tak tahu pasti. Yang aku tahu, aku memilihmu
karena aku mau berjuang bersamamu. Seperti yang kau katakan dulu di malam
keakraban, di hadapan teman-teman karang taruna, “Pengen sama yang mau diajak
berjuang bareng,”.
Tak kusangka, ternyata pada akhirnya adalah aku, perempuan
yang akan kau ajak berjuang.
Yang aku tahu lagi, aku sebenarnya sudah lelah. Sangat
sangat lelah. Bahkan mungkin sampai terbawa khilaf. Lelah akan lelaki yang
silih berganti singgah di hati tapi ujung-ujungnya selalu pergi. Ada yang
sempat menggenggam perasaannya, ada yang tidak. Ada yang cocok, tapi perlahan
mulai pergi. Ada cocok, tapi ternyata beda prinsip. Ada yang cocok, tapi
ternyata belum siap. Ada yang kusuka, tapi ternyata dia tidak suka. Ada yang
kusuka, tapi nggak tahu masa depannya kayak gimana. Ada yang suka aku, tapi
perasaanku nggak begitu. Ada yang langsung datang ke rumah, tapi hatiku belum
pulih seutuhnya. Begitulah kalau belum jodoh. Ada saja jalan Tuhan untuk
membelokkan.