30 September 2015

Liputan Kebakaran Bersama Tim Daily NET.



Banyak hal baru yang aku dapat selama liputan empat hari ini bersama tim daily. Liputan pertama adalah hari Kamis, saat Idul Adha. Aku liputan bersama mas Cauzsa. “Nama yang unik.” pikirku saat itu. Kami liputan di masjid Istiqlal Jakarta untuk meliput penyembelihan sapi kurban pak Jokowi. Saat itu aku ditugaskan untuk stand by jam 1 siang di P3 (parkir lantai 3) tepatnya di ruang logistik NET. Di sana aku hanya duduk diam, kedinginan, sambil menunggu perintah dari korlip (koordinator liputan) akan ditugaskan ke mana, karena awalnya memang belum tau mau ke mana. Begitu sudah ada proyeksi atau gambaran dari korlip, kami pun langsung berangkat. Kami berangkat tepatnya jam 3 sore. Setelah muter-muter karena ada suatu hal, akhirnya baru sampai di Istiqlal jam 5 sore. Itu adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di halaman masjid Istiqlal. “Subhanallah, terima kasih Allah atas nikmat dan karunia-Mu. Engkau izinkan aku untuk bisa merasakan suasana masjid terbesar dan fenomenal di Jakarta ini.” batiknku ketika itu. Memang enak liputan. Salah satu keuntungannya kita bisa jalan-jalan gratis dan tau banyak tempat.

25 September 2015

Ketemu Reza Rahardian!

Hari itu, hari Jumat 11 September, tidak menyangka akan menjadi hari yang spesial. Ternyata memang benar, Jumat hari yang berkah, haha. Di hari itu aku mendapatkan 2 moment spesial, yang pertama karena liputan konser Bon Jovi (walaupun hanya liputan keramaian doang), dan yang kedua karena bertemu dengan Reza Rahardian. Spesial! Benar-benar spesial!!!
Malam itu, malam menjelang hari Jumat, malam menjelang tanggal 11 September, aku tak bisa tidur. Entah kenapa, aku sendiri tidak tahu. Padahal aku tipe orang yang pelor alias ngantukan. Cepat sekali untuk tidur. Namun entah kenapa berbeda untuk hari itu. Aku baru bisa tidur jam 1 malam, dan terbangun jam 3 pagi. Aku terbangun mungkin karena pertama panas, di kos memang udaranya panas banget, dan kedua karena tidurku nggak nyaman. 

Pengalaman 20 Hari Magang di NET.

Banyak hal yang diperoleh dari proses magang selama kurang lebih 3 minggu ini, dari mulai 2-20 September 2015, baik dari proses yang dijalani dalam program acara ataupun dari pengamatan pribadi. Beberapa hal yang telah didapat akan saya jabarkan sebagai berikut :
  •  PA NET CJ
Sebagai PA NET CJ saya belajar untuk merangkum atau meresume naskah di nsys.netcj.co.id. Dari naskah yang beraneka macam bentuknya, baik dari yang sudah profesional maupun masih sangat amatir, saya harus bisa mengambil poin-poin inti dari berita yang CJ kirimkan.

14 September 2015

Magang di Bagian Apa?



Inilah pertanyaan kedua yang sering muncul, “Eki magang di NET bagian apa?”
Biar tidak satu-satu jawabnya, maka akan saya terangkan di sini. Saya magang di divisi news, program NET CJ. Jika kamu sering menonton NET terlebih di acara NET10, biasanya ada video kiriman warga atau sering disebut Citizen Journalist (CJ), nah di bagian inilah saya bekerja. Tugasku adalah meresume atau merangkum naskah yang biasanya sudah ditulis oleh para CJ, karena naskah mereka panjang, sementara untuk dipublish di website netcj.co.id admin hanya bisa menulis rangkumannya sepanjang 500 karakter. Biasanya yang dirangkum adalah unsur 5 W 1 H. Kalaupun ada unsur yang tidak tercantum di naskah, biasanya hanya diambil intinya saja, yang penting penonton bisa tahu inti penting dari berita itu.

10 September 2015

About Jakarta


Jakarta, kota nan mahal.
Ya, memang benar Jakarta kota yang mahal, tentunya kalau dibandingkan dengan Jogja. Karena aku sudah terbiasa hidup di Jogja sejak lahir dengan segala hal murah, jadi apa-apa yang ada di sini jadi serba mahal bagiku. Terlebih ketika mendengar salah satu kakak kelasku yang juga kerja di NET, namanya Mbak Tami, mengatakan kalau biaya kosnya satu juta per bulan. Benar-benar kaget! Secara, setahuku kos rata-rata di Jogja antara 200-400 ribu kalau dihitung per bulan. Lah ini? 1 juta men! Bisa buat 5 bulan ngekos di Jogja!

Perjuangan Yang Tak Sia-Sia

Sebelumnya aku tak pernah menyangka akan ada di sini. Ternyata ada saja jalan Allah untuk mengabulkan mimpi-mimpi hamba-Nya.
Awalnya aku sedikit pesimis. Banyak orang yang bertanya, “Kamu jadi magang di Jakarta? Terus kuliahmu gimana?”
Ya, aku memang masih meninggalkan satu mata kuliah di semester 7, yaitu Produksi Acara TV 2. Sebenarnya kalau saja aku sudah mengambilnya di semester 5, aku pasti bisa bebas magang di Jakarta tanpa harus memikirkan mata kuliah. Tapi apalah dikata, takdir memang sudah menggariskanku seperti ini. Aku dulu belum mengambilnya karena memang tidak tahu taktik ini. Tapi ketika itu, aku yakin saja. Kalaupun memang Allah mengizinkanku magang di Jakarta seperti yang kuinginkan, pasti akan ada jalan. Tapi jika memang Allah tidak mengizinkan, pasti akan ada saja halangan yang menutup jalanku. Itu keyakinanku saat itu. Dan kini... aku mengerti semuanya.