Kalem.
Banyak orang yang menilai seorang Eki itu kalem. Faktanya? Emm, yaa, ada benarnya juga sih. Tapi, banyak dari mereka yang mungkin belum tahu sifat Eki sebenarnya. Dia mempunyai dua kepribadian. Antara di dalam rumah, dan di luar rumah. Tahukah mereka? Saat kecil dulu, Eki menjadi seorang yang sangat pendiam di TK, tapi sangat galak di rumah? Bahkan teman bermainnya di rumah pun berani dibentak olehnya. Apakah itu bisa disebut cewek kalem? Kedua, Eki berani memegang kecoa, katak, atau hewan-hewan kecil lain yang mungkin banyak digilai (baca: ditakuti) perempuan pada umumnya. Untuk ukuran cewek kalem yang bersifat feminin, rasanya Eki tidak masuk dalam kategori ini. Ketiga, cewek kalem biasanya bertingkah santun dan tidak pecicilan, bukan? Baiklah, apa jadinya jika seorang cewek hobi menari dan dia sering melakukan gerakan-gerakan absurd dance di rumahnya? Bahkan mungkin banyak orang tidak akan mengira bahwa Eki pernah mengajar koreografi India yang ia buat sendiri pada anak-anak di kampungnya. Apakah masih bisa disebut kalem? Aku rasa tidak.
Pendiam.
Ini hampir sama dengan poin di atas. Tapi, apakah seorang Eki benar-benar pendiam? Baiklah, akan kubocorkan sesuatu. Eki akan diam ketika banyak orang berbicara dan dia akan berbicara ketika banyak orang diam. Mengerti maksudnya? Yaa, coba dibayangkan. Untuk fakta lebih dalam bisa tanya sahabat terdekat Eki dan adik kandungnya.
Tertutup.
Mungkin banyak yang mengira Eki adalah seorang yang introvert. Tertutup. Tidak mau berbagi banyak hal tentang dirinya. Ah, bukan seperti ini. Perlu diketahui, dia akan berbicara. Apapun yang kau tanyakan! Hanya saja, dia akan berbicara pada mereka yang memang benar-benar bertanya dan ingin tahu. Selama kau memberikan waktu dan kesempatan untuknya berbicara. Karena dia tidak akan berbicara ketika banyak orang berbicara. Terlebih menimpali cerita orang lain dengan ceritanya? Bukan the real Eki.
Rajin.
Beberapa orang menilai Eki adalah anak yang rajin. Menurutku, tidak juga. Dia bukan rajin, tapi lebih ke taat aturan. Aturan agama, aturan sekolah, aturan lalu lintas (nah kalau yang ini kadang dilanggar). Selama aturan itu menjadikannya lebih baik, maka biasanya ia akan menurutinya. Kenapa ia semangat sekali belajar? Bukan karena ia rajin, tapi karena ia merasa masih jauh di bawah rata-rata sehingga ia harus mengejar ketertinggalannya, biasanya begitu. Sehingga poin kedua, Eki akan rajin ketika ia menginginkan sesuatu atau sedang mengejar sesuatu, haha.
Kaku.
Ada seorang mahasiswa di perkuliahannya yang terang-terangan berkata pada Eki, “Awalnya, aku kira kamu itu orangnya kaku. Begitu masuk kelas, tatapannya tajam, dan seolah kayak orang yang nggak bisa diajak kerjasama.” Dan... memang tidak satu orang yang berkata seperti itu. Pada kenyataannya? Ini hanya soal selera. Mungkin Eki bisa lebih membaur dengan orang-orang yang memang sepemikiran dengannya. Dia mungkin tidak akan nyaman dengan orang-orang yang hobi menggosip, membicarakan keburukan orang sana-sini, tapi dia akan semangat ketika berbicara dengan orang yang bergairah terhadap masa depan beserta persiapannya. Eki akan tertawa ketika membicarakan hal-hal konyol, tanpa harus menyangkut hal saru, ataupun hal yang dilarang agama. So, sekali lagi, cuma soal selera, kan? Pada kenyataannya, mahasiswa di perkuliahan itu akhirnya berkata, “Ternyata nggak kayak yang aku bayangin sebelumnya. Kamu orangnya asik.” *eaaaaa
Jadi, begitu. Kalau ada yang mau dipertanyakan lagi tentang fakta seorang Eki, bisa tanya pada saya. Karena saya selalu tahu apa yang Eki rasakan.
Salam, Laptop ASUS Eki.
Pare, Kediri, 27 Januari 2017.
Ditulis dalam rangka Kampus Fiksi Writing Challenge #10DaysKF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar