Aku tak tahu pasti alasan aku memilihmu. Mungkin jika
ditanya kriteria lelaki idaman, banyak poin yang akan kusebutkan. Yang mungkin
beberapa di antaranya tak kau miliki.
Sekali lagi, aku tak tahu pasti. Yang aku tahu, aku memilihmu
karena aku mau berjuang bersamamu. Seperti yang kau katakan dulu di malam
keakraban, di hadapan teman-teman karang taruna, “Pengen sama yang mau diajak
berjuang bareng,”.
Tak kusangka, ternyata pada akhirnya adalah aku, perempuan
yang akan kau ajak berjuang.
Yang aku tahu lagi, aku sebenarnya sudah lelah. Sangat
sangat lelah. Bahkan mungkin sampai terbawa khilaf. Lelah akan lelaki yang
silih berganti singgah di hati tapi ujung-ujungnya selalu pergi. Ada yang
sempat menggenggam perasaannya, ada yang tidak. Ada yang cocok, tapi perlahan
mulai pergi. Ada cocok, tapi ternyata beda prinsip. Ada yang cocok, tapi
ternyata belum siap. Ada yang kusuka, tapi ternyata dia tidak suka. Ada yang
kusuka, tapi nggak tahu masa depannya kayak gimana. Ada yang suka aku, tapi
perasaanku nggak begitu. Ada yang langsung datang ke rumah, tapi hatiku belum
pulih seutuhnya. Begitulah kalau belum jodoh. Ada saja jalan Tuhan untuk
membelokkan.
Hingga akhirnya kau datang, di saat aku mulai membuka pintu
hati.
Waktu itu, aku berpikir, “Jika kau hanya main-main, atau
mungkin tidak serius dalam waktu dekat ini, mungkin lebih baik jauh saja. Daripada
dekat, tapi Tuhan tidak suka. Lebih baik komunikasi kita dibatasi. Lebih baik
semua normal-normal saja seperti tidak ada apa-apa.”
Tapi ternyata... kau berubah pikiran. Kau menanyaiku, “Mau
kapan?”
Oh ya, satu lagi yang aku tahu pasti. Aku sangat yakin dan percaya pada
takdir Allah. Kalau belum takdirnya, ya tidak akan ketemu meski bagaimanapun
dan sekeras apapun usaha kita. Tapi jika memang berjodoh, pasti semua akan
dipermudah. Dan entah, hanya dalam waktu kurang lebih satu bulan mengenalmu
lebih jauh, hingga kau memutuskan untuk menemui orangtuaku, atas izin Allah semua
dipermudah. Begitu pun aku. Di saat aku merasakan keraguan itu, semua kupasrahkan
pada Yang Kuasa. Aku ingin Dia yang menjawab. Ridho Allah, ada pada ridho
orangtua, kan? Terlebih ibu. Karena itu, semua kupasrahkan pada ibuku. Jika
ibuku menjawab ‘ya’, berarti aku akan lanjut. Tapi jika ‘tidak’, aku akan menurut
kata ibuku.
Dan ternyata, ibu ridho. Sampai semua proses terlaksana
begitu cepatnya. Dan jika sampai ikrar janji suci terucap, aku baru yakin bahwa
Allah memang sengaja mempertemukan kita.
Pasti akan ada banyak hikmah setelah ini. Akan ada banyak
perjuangan. Akan ada banyak tawa dan air mata. Semua pasti akan kita alami.
Boleh aku minta tolong? Ingatkan aku jika nantinya aku tak sengaja berbuat
salah. Ingatkan aku jika aku mulai jauh dari Tuhanku. Begitu juga dengan kita,
semoga kita bersama-sama saling mengingatkan dan memperbaiki untuk menggapai
ridho-Nya. Kebersamaan kita... enggak cuma di dunia aja, kan? Semoga sampai
akhirat, ya. :)
Bantul, 4 Juni 2020.
11.17 PM
Cocweeet 🤩
BalasHapusSemoga selalu menjadi keluarga yg sakinnah mawaddah warrohmah ya mb eki💞
Doa terbaik buat mbk eki panutan ku. Ku ingin seperti mbk eki pacaran setelah halal. Sakinah mawadah warahmah ya mbk eki..
BalasHapus