25 Maret 2016 adalah hari yang ditunggu-tunggu sejak
beberapa bulan terakhir. Pasalnya hari itu #KF16 akan berlangsung. Dan ya, kita
harus menunggu berbulan-bulan (nyaris satu tahun) untuk menanti saat itu. Jadi
begini, untuk mau ikut di Kampus Fiksi kamu harus mengirimkan cerpen yang nanti
akan diseleksi. Penulis dari cerpen yang terpilih berhak mengikuti Kampus
Fiksi, tapi harus menunggu waktu yang ditetapkan. Dulu aku ngirimnya bulan Mei
2015 kalau tidak salah. And I get schedule in Kampus Fiksi just this year,
March 2016. It’s a long time to wait for it, guys! Nyaris satu tahun, kan?
Kampus Fiksi diadakan penerbit Diva Press 2 kali dalam
setahun. Lalu, kapan lagi diadakan? Just pantau twitter and facebook Diva
Press. Teknologi udah canggih, man! Manfaatkan. Aku dulu tahu info #KF ini juga
dari twitter dan facebook.
Oke, lanjut ke cerita yaahh...
Hari pertama, 25 Maret 2016, tepatnya hari Jumat, acara
dimulai habis Isya’. Dan aku telat! *sedih banget yak?
Sedikit nyesel, sih. Pasalnya sesi awal adalah sesi
perkenalan. Begitu aku datang, semua mata tertuju padaku. Serasa jadi artis
dadakan. Dan aku hanya bisa membalasnya dengan senyum kecut. Pada saat itu,
semua sudah memperkenalkan diri. Aku jadi nggak tau nama mereka satu per satu,
kan? Walaupun udah ada papan nama di meja, sih. Tapi tetep aja, satu momen
perkenalan ini rasanya kok sayang banget untuk dilewati. Alhasil jadi berdampak
ke hari-hari selanjutnya, deh. Aku jadi kurang mengenal mereka. Hanya
orang-orang yang duduk di sekitarku aja yang aku kenal dan aku ajak ngobrol.
Oke, aku jelaskan kenapa bisa telat? Pagi itu aku liputan
Jogja Air Show 2016 di Bukit Paralayang Parangtritis (liputan citizen
journalist). Liputan sampe dzuhur. Sepulang dari liputan, HP temanku (partner
liputanku, namanya Sari) hilang. Akhirnya kita balik lagi ke Bukit Paralayang
untuk nge-cek ke sana. And if you know? Untuk pulang pergi ke sana naik sepeda
motor menghabiskan waktu 2 jam. Jadi kalau kita bolak-balik ke sana 2 kali jadi
4 jam. Itu sama aja perjalanan Jogja-Semarang, kan? Dan rasanya gimana? Capek,
bro! Makanya pulang liputan aku merem sebentar di rumah, sekitar 1 jam, dan
tau-tau udah mblandang sampe jam 8 malam. Bangun-bangun, aku langsung cabut ke
gedung Kampus Fiksi. Dan begitulah, begitu aku membuka pintu, aku langsung jadi
tontonan. Cukup yaa untuk kronologi keterlambatanku. *gak penting banget
sebenarnya
Di Kampus Fiksi dapet apa aja? Buanyak!! Teman. Itu jelas.
Jadi tambah relasi. Makan, 3 kali sehari (kalau yang anak kos, you know lah,
it’s be a perfect day when you can eat three times in a day). Cemilan juga
melimpah di sana. Mau ngopi, ngeteh, bikin mie, boleh banget. Pokoknya serasa
rumah sendirilah.
Ini dia hidangan makanannya. Geerrr!
Selain itu, yang paling pokok adalah bisa dapat ilmu dan
pengalaman. Ilmu tentang kepenulisan, penerbitan, marketing buku, dan banyak
lagi. Di sana kita dituntut bisa menulis cerpen dalam waktu 3 jam. Cerpen
tentang origami, dan idenya dipikirkan dalam semalam. Menurutku itu termasuk
cerpen tercepat yang pernah kubuat. Cerpen kilat tanpa perenungan panjang.
(soalnya kalau bikin cerpen biasanya merenung dulu, haha)
Ngadep laptop sampe puyeng.
Tapi sempat ada yang bikin bosen juga, sih (maap teman2
panitia, bukan bermaksud apa2, untuk masukkan aja *sungkem). Sempat nguantuk
poll pas di hari terakhir (mungkin karena pas lagi puasa). Tapi kuperhatikan
banyak juga temen yang ngantuk dan udah lier-lier kepalanya. Sekadar saran buat
panitia, untuk #KF depan, bisa lhoo tiap 3 jam sekali diadakan ice breaking
untuk menghilangkan kantuk dan memecah suasana, mungkin nyanyi-nyanyi,
pijet-pijetan, games, lari
mengelilingi kelas, tukeran posisi duduk, atau apa ajalah yang bisa ngilangin
kantuk dan pegel, hehe :D
Terlepas dari semua itu, ilmu dan kebersamaan yang terjalin
di Kampus Fiksi ini benar-benar lebih dari segalanya. Walaupun ini bukan
pertama kali aku membaur dengan sebuah komunitas, ada komunitas yang benar2 aku
sayangi di kampus dan udah serasa kayak keluarga kedua—setelah my main family—yaitu
SUKATV (Sunan Kalijaga Televisi), tapi di komunitas #KF16 ini aku harap juga
bisa menjadi keluarga yang ke-3, hehe. Kurang lama nih karantinanya. Atau
karena aku sendiri yang kurang membaur, ya? Hadeeeh, sedikit nyesel nggak
memanfaatkan 3 hari secara maksimal. Tiga hari itu waktu yang terlalu singkat
bagiku untuk mengenal orang lain. Mana pakek acara terlambat pula *duuuh. Mungkin
yang bisa akrab baru temen sekamar. Yang lain? Semoga kita ada waktu untuk
lebih mengenal jauh, kawan. :)
Untuk Pak Edi, makasih banyak (mungkin sudah ada ratusan
atau bahkan ribuan orang yang ngucapin makasih pada njenengan, termasuk saya),
nothing that I can give to you, just replay with a pray, semoga ide cemerlang
panjenengan bikin wadah pelatihan kepenulisan semacam ini, bisa diganjar
setimpal sama Allah. Terima kasih juga panitia, mentor, yang sudah bersusah
payah dan capek-capek nyiapin semuanya untuk kami. The best pray for you all. :)
Eki Paradisi
30 Maret 2016.
Ditulis pukul 08.08 (nggak pake revisi).
Luar biasa kamu, mbak. Sungguh produktif sekali walaupun tanggal merah sekalipun. Semoga keproduktifanmu bisa menular ke aku ya, mbak, hihi... The best pray for you too, sist :)
BalasHapusKeep writing yaaa :D
Aamiin, makasih Zulfa cantiik.. sama2 menyemangati yaah :)
BalasHapusOh ya kamu jurusan apa sih?
Hai, Eki..tulisanmu bagus :) Wuih, andai tahu kegiatanmu, aku pasti banyak nanya nih hehe, terutama tentang novelmu yang udah terbit.
BalasHapusSukses selalu, ya!