4 Maret 2017

MESIN WAKTU, LEMPAR AKU KE DUA TAHUN LALU!

“Seandainya ada mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu, kesalahan apa yang paling ingin kamu perbaiki?”

Ini adalah pertanyaan Writing Challenge dari kak Ika Vihara hari kedua. Sebenarnya kalau ditanya soal kesalahan dan penyesalan, aku hampir selalu kesulitan menjawabnya. Karena bagiku tidak ada yang perlu disesali. Lebih baik mensyukuri daripada menyesali. Tapi misal aku diberi kesempatan mencoba lorong waktu layaknya Ana dan Pedro, atau Hermione dan Harry Potter, aku akan memutar waktu ke satu atau dua tahun lalu. Di mana aku masih imut-imutnya jadi anak kuliahan, dan yang pasti : masih berstatus mahasiswa.

DARI BONEKA, JADI ANAK MANUSIA


“Aku yang jadi ranger merah ya! Kamu ranger apa?” ucapku.
“Aku ranger kuning.”
“Oke. Kita mulai ya. Ceritanya aku masih tidur di rumah,” akhirku sambil menutup pintu kemudian berpura-pura tidur.

Begitulah, percakapan yang sebenarnya terjadi dalam bahasa Jawa belasan tahun lalu. Aku cewek. Iya, aku tahu aku cewek. Dia juga cewek. Entah hal aneh bukan kalau kami bermain peran jadi power ranger gitu. Sepertinya aku harus berterima kasih pada Indosiar, RCTI, dan stasiun TV lainnya yang rutin menyiarkan kartun anak-anak tiap Minggu pagi, sehingga berhasil melatihku bermain peran dan drama sejak kecil. Ya, tentu saja, bersama teman masa kecilku.