4 Juni 2020

Untukmu, Calon Imamku...


Aku tak tahu pasti alasan aku memilihmu. Mungkin jika ditanya kriteria lelaki idaman, banyak poin yang akan kusebutkan. Yang mungkin beberapa di antaranya tak kau miliki.
Sekali lagi, aku tak tahu pasti. Yang aku tahu, aku memilihmu karena aku mau berjuang bersamamu. Seperti yang kau katakan dulu di malam keakraban, di hadapan teman-teman karang taruna, “Pengen sama yang mau diajak berjuang bareng,”.

Tak kusangka, ternyata pada akhirnya adalah aku, perempuan yang akan kau ajak berjuang.
Yang aku tahu lagi, aku sebenarnya sudah lelah. Sangat sangat lelah. Bahkan mungkin sampai terbawa khilaf. Lelah akan lelaki yang silih berganti singgah di hati tapi ujung-ujungnya selalu pergi. Ada yang sempat menggenggam perasaannya, ada yang tidak. Ada yang cocok, tapi perlahan mulai pergi. Ada cocok, tapi ternyata beda prinsip. Ada yang cocok, tapi ternyata belum siap. Ada yang kusuka, tapi ternyata dia tidak suka. Ada yang kusuka, tapi nggak tahu masa depannya kayak gimana. Ada yang suka aku, tapi perasaanku nggak begitu. Ada yang langsung datang ke rumah, tapi hatiku belum pulih seutuhnya. Begitulah kalau belum jodoh. Ada saja jalan Tuhan untuk membelokkan.